DIGITAL PR,
PERSPEKTIF BARU DUNIA HUMAS
Studi Kasus Penggunaan Media Berbasis Online di Humas Pemerintahan
Kota Bandung
Oleh
Rizal Saeful Azhar (115460073)
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
|
circaedu.com |
Melihat apa yang
dihasilkan dari inovasi manusia seakan-akan tidak akan pernah ada habisnya.
Manusia terus berkembang dengan apa yang diciptakannya. Pun demikian dengan
nuansa-nuansa komunikasi, dengan berbagai proses dan dinamika yang dilaluinya
serta disokong oleh kemajuan teknologi, komunikasi di abad ke-20 ini telah
mencapai suatu titik yang oleh para ahli disebut sebagai revolusi komunikasi
sehingga era digitalisasi telah merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan manusia
dengan segala aktivitasnya. Tak heran jika kita menemukan berbagai macam variasi
dalam komunikasi baik itu dalam organisasi, perusahaan maupun lembaga
pemerintahan sekalipun. Oleh karenanya berkaitan dengan fenomena tersebut dalam
tulisan sederhana ini akan dikaji berkaitan dengan bagaimana suatu lembaga yang
diwakili oleh seorang Humas (Public
Relations Officer) dapat menyebarkan informasi lembaganya kepada publik
dengan nuansa-nuansa yang berbeda dengan hadirnya Digital Public Relations.
Seorang Humas (Public Relations Officer) dewasa ini
bukan hanya dituntut untuk piawai dalam komunikasi konvensional seperti
komunikasi verbal, top down bottom up, horizontal,
atau komunikasi massa seperti halnya yang biasa dilakukan, namun seorang humas harus mampu menangkap segala fenomena
yang berkembang termasuk dengan pemanfaatan teknologi komunikasi yang sekarang
ini serba digital untuk dijadikan sebuah perspektif baru dalam dunia humas masa
depan yang harus terus diinovasi dan dikembangkan untuk memberikan keuntungan
lebih pada lembaga. Dalam kaitannya dengan hal itu, berlaku juga bagi Humas
Pemerintahan (Public Relations
Government) yang meskipun tujuannya bukan non profit (nirlaba) namun tetap untuk memberikan informasi,
mengejawantahkan sosialisasi kebijakan pemerintah dan mempersuasi masyarakat
untuk lebih interes terhadap kebijakan tersebut diperlukan nuansa baru dalam
strategi komunikasi yang dilakukan.
Meninjau kembali mengenai
humas pemerintahan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nilasari (2012:7) dalam (Nurjanah,
133), secara garis besar tujuan Humas Pemerintah menyangkut tiga hal yaitu: a)
Reputasi dan citra: tugas humas tidak lepas dari reputasi dan citra, ini
artinya asumsi bahwa citra yang positif akan berkaitan dengan tingginya akses
publik terhadap output dari
organisasi tersebut. b) Jembatan
komunikasi: humas menjadi komunikator dan mediator dalam penyampaian aspirasi
ke pemerintah. c) Mutual benefi relationship: humas harus menjamin bahwa pemerintah
berada dalam operasinya memiliki niat baik dalam mewujudkan tanggung jawab sosial
dan diekspresikan melalui hubungan yang saling menguntungkan di antara
pemerintah dan publik.
Melihat tujuan humas
pemerintah di atas tentunya akan sulit dicapai tanpa adanya perencanaan dan
strategi yang baik dalam pengaplikasiannya. Oleh karenanya di era digital
seperti sekarang ini, digitalisasi humas atau digital public relations
tentulah sangat urgent untuk
diterapkan dan menjadi perhatian khusus bagi para praktisi humas pemerintahan.
Sebagaimana menurut Duhe (2007: 140) dalam
(Nurjanah, 132) seluruh pelanggan maupun stakeholder
perusahaan membutuhkan informasi resmi yang bisa dipercaya dan
dipertanggungjawabkan sehingga keberadaan digital
public relations bagi perusahaan adalah hal mutlak.
Tom Watson dan Paul Noble
(2007: 199) dalam Pienrasmi (2015, 202) mengungkapkan bahwa online public relations yang memiliki
beragam penamaan namun esensinya mengarah kepada suatu penekanan yang sama merupakan usaha untuk mengikat orang-orang
dalam komunikasi timbal balik sehingga pada akhirnya mereka menjadi pihak
pendukung bagi organisasi. Dari sekian banyak urgensi digital public relations, yang menjadi peletak dasar yang membedakan
antara kegiatan PR berbasis komunikasi konvensional dengan kegiatan PR yang
dibalut dengan digital public relations tentu
terwakili oleh apa yang dinyatakan Tom Watson dan Paul Noble bahwa dengan
adanya digital public relations terjadi
proses engagement antara lembaga
dengan publiknya karena terjadi proses komunikasi dua arah atau komunikasi
timbal balik antara keduanya. Jika dalam penyebaran informasi lembaga, seorang
humas menggunakan brosur, pamflet, spanduk atau yang lainnya yang berbasis
cetak, itu hanya memberikan informasi satu arah dan tendensi responsnya akan
lambat ketika publik menginginkan informasi tambahan atau mempersoalkan sesuatu
yang belum jelas dari informasi yang disampaikan. Namun berbeda cerita ketika digital public relations diterapkan,
jika brosur atau pamflet tadi di upload
ke media lembaga berbasis online selain
tidak memerlukan biaya yang besar, cepat, dan real time jika dilihat dari perspektif komunikasi akan terjadi
proses komunikasi dua arah di dalamnya, para netizen akan melihat, menyukai, dan memberi komentar terhadap apa
yang diinformasikan dan muara akhirnya mereka akan menjadi pendukung bagi lembaga.
Berkaitan dengan itu,
dalam pengamatan penulis Humas Pemerintahan Kota Bandung telah menangkap
fenomena sebagaimana yang telah disebutkan di muka bahwa memasuki era digital, digital public relations perlu mendapat
perhatian khusus untuk diterapkan dalam kegiatan kehumasan karena urgensinya
yang begitu nyata dan Humas Pemkot Bandung menjawab itu semua dengan berbagai
inovasi kehumasan yang senada dengan perkembangan zaman terkhusus diera digital
seperti sekarang ini.
Humas Pemerintahan Kota
Bandung meskipun secara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terbilang masih muda
karena sebelumnya merupakan sub bagian yang tergabung ke dalam Dinas Komunikasi
dan Informasi (DISKOMINFO). Setelah dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung serta
Peraturan Wali Kota No. 363 tahun 2017 tentang Pengorganisasian Perangkat
Daerah Penyelenggara Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung, Humas Pemkot
Bandung secara resmi tergabung dalam Sekretariat Daerah di bawah Sekretariat
DPRD.
Meskipun terhitung masih
muda, namun kinerja Humas Pemkot Bandung dapat terasa terutama kinerja
kehumasan yang menyentuh ranah digital
public relations. Humas Pemkot Bandung tahu betul akan urgensi, peluang dan
manfaat yang akan dirasakan ketika kegiatan kehumasan diinovasi dengan adanya digital public relations, bahkan mereka
membagi Divisi Humas ke dalam tiga sub bagian, di antaranya Sub Bagian
Peliputan dan Dokumentasi, Sub Bagian Data dan Informasi dan Sub Bagian
Kemitraan Media dan Publikasi. Dari ketiga
sub bagian tersebut, Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi salah satu subbag
yang concern dalam mengelola digital public relations.
Humas Pemkot Bandung melalui
Subbag Peliputan dan Dokumentasi dalam kegiatan kerjanya meliput dan
mendokumentasikan semua aktivitas yang berkaitan dengan Kota Bandung dimulai
dari terjun langsung kelapangan, mengolah sampai kepada proses penyebaran
informasi dengan beragam media berbasis online
di antaranya media sosial (Instagram, Twitter, Facebook), Youtube, Website bahkan sudah menjamah ke
televisi berbayar dengan adanya Balai Kota Channel. Untuk menjamin kualitas serta kekonsistenan
dalam mengelola media tersebut Humas Pemkot Bandung menerapkan strategi dengan
merekrut tenaga-tenaga ahli dibidangnya seperti fotografer, video editor, pengelola
media sosial yang sebagian besar diisi oleh kalangan muda yang inovasi dan
kreativitasnya masih tinggi. Maka tidak heran Kota Bandung dengan berbagai
aktivitas, event, dan kebijakan yang
dikeluarkan selalu diketahui dan terpantau oleh masyarakat berkat peran humas
yang konsisten untuk memperbaharui timeline
diakun medianya dengan pengelolaan yang menarik minat masyarakat. Bahkan kepopuleran
dan citra positif Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung saat ini tidak lepas
dari peran humas yang piawai dalam memainkan digital public relations. Dengan begitu bukan hanya citra wali
kotanya saja sebagai individu yang terbentuk secara positif namun corporate branding dalam hal ini lembaga
pemerintahan Kota Bandung juga terbentuk citra positif dimata masyarakatnya.
Berdasarkan studi kasus
di atas, Humas Pemkot Bandung sedikit banyak telah memberikan gambaran kepada
akademisi dan praktisi humas bahwa digital
public relations dengan teori dan praktiknya sangat penting untuk
diterapkan dalam upaya pengembangan corporate
branding yang dalam pengaplikasiannya bukan hanya lembaga yang diuntungkan
namun publik-publik yang terlibat di dalamnya juga diuntungkan dengan arus
informasi yang cepat dan pelayanan yang tepat guna.
Sebagai pamungkas, ilmu
pengetahuan yang di dalamnya terdapat teori dan praktik, sejatinya akan terus
berkembang seiring dengan rasa ingin tahu (curiosity)
yang tinggi dari manusia dan ditunjang dengan segala kemajuan yang ada. Digital public relations merupakan salah
satu bagian dari itu yang membuktikan bahwa dengan kemajuan teknologi telah
membawa perspektif baru dalam segala bidang tidak terkecuali dalam dunia kehumasan
yang karenanya lahir konsep-konsep baru yang memberikan efektivitas dalam
pengaplikasiannya dan itu akan terus berkembang searah senada mengikuti ke mana
laju kemajuan teknologi mengalir dan bermuara.
Referensi:
Nurjanah, Adhianty & Frizki Yulianti Nurnisya. (Tanpa
Tahun). Pemanfaatan Digital Public
Relations (PR) dalam Sosialisasi Tagline “Jogja Istimewa” Humas Pemerintah Kota
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Pienrasmi, Hanindyalaila. (2015). Pemanfaatan Social Media oleh Praktisi Public Relations di Yogyakarta. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Jurnal
komunikasi, ISSN1907-898X Volume 9, Nomor 2, April 2015.
Wawancara langsung bersama Humas Pemkot Bandung Sub
Bagian Peliputan dan Dokumentasi, Bapak Meiwan Kartiwa pada Hari Rabu, 30 Mei
2018.
Komentar
Posting Komentar