PROGRAM PUSAT ZAKAT UMAT (PZU) DAN KAMPANYE YANG DILAKUKAN

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU


Karakteristik dan Perbedaan Individu

Sumber : www.google.com

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana manusia dikenal sebagai mahluk yang berfikir atau “Homo Sapiens”, mahluk yang dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan seterusnya. Hal-hal tersebut merupakan pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan carapendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.
Berbagai pandangan tentang manusia membuktikan bahwa manusia adalah mahluk yang kompleks. Kini bangsa indonesia telah menganut satu pandangan, bahwa yang diamksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi tang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau sifat kodrati manusia yang secara seimbang dari berbagai segi yaitu, (1) individu dan sosial, (2) jasmani dan rohani, (3) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menandakan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam atau lingkungan sekitarnya, dan manusia dengan Tuhan.


A.  Pengertian Individu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Individu berarti orang seorang; pribadi (terpisah dari yang lain); organisme yang hidup berdiri sendiri, secara fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya). Manusia adalah makhluk yang kompleks, dimana dapat disebut sebagai makhluk yang dapat berfikir (homo sapiens); makhluk yang berbuat (homo faber); mahluk yang dapat dididik (homo educandum). Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia merupakan kesatuan individu yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
B.  Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir  baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan.
Dikenali bahwa anak mulai masuk sekolah tidak tidak selalu sama umurnya. Mereka selalu menunjukkaan berbeda karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah, pada akhirnya terbentuk pengaruh lingkungan dan hal lain yang mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannyadi sekolah, selanjutnya bagi masa depan kehidupannya.
Sejak pembuahan (konsepsi) kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh berbagai faktorlingkungan yang merangsang. Setiap rangsangan tersebut, baik secara terpisan atau terpadu dengan rangsangan yang lain semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya perilaku maanusia yang dibawa sejak lahir. Hal tersebut pada gilirannya membentuk suatu pola karakteristik perilaku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik beda dengan individu – individu lain.

C.  Perbedaan individu
Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang menonjol, yaitu: umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola perkembangannya dan pola yang bersifat umum  itu manusia cenderung berbeda fisik dan nonfisik.
Individu menunjukkan kedudukan orang perorang atau perseorangan. Sifat individu adalah sifat yang berkaitan orang perseorangan, berkaitan perbedaan individual dengan  perseorangan. Ciri atau karakteristik orang yang satu berbedda dengan yang lainnya, dengan kata lain, makna perbedaan individu menyangkut variasi yang terjadi baik variasi aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan yang segera dikenali oleh guru terhadap siswanya adalah perbedaan fisiknya,seperti : warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk muka, warna rambut, cara berdandannya, sedangkan perbedaan aspek psikilogisnya adalah perilakunya malas/kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya, bakatnya, dsb.
Berikut adalah beberapa perbedaan pada individu.
1.    Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar  sekolah menghasilkan tiga pembentukan  kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan  teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang.
2.    Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya. Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara).
Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan pembiasaannya dalam berkomunikasi.
3.    Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan  atau kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja jaringan syaraf  akan menghasilkan suatu bentuk kegiatanh yang tepat (sesuai antara rangsangan dan responnya). Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.
Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan faktor penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang kurang sesuai dengan  tujuan.
Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian, koordinasi  otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia  seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik yang makin tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik  dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.
4.    Perbedaan dalam Latar Belakang
Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar atau sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi belajar yang disajikan di sekolah.
Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar.  Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
5.    Perbedaan dalam Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya.
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus juga disebut juga talent.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus.
Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak dapat berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.
6.    Perbedaab dalam Kesiapan Belajar
Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang sebelumnya.
Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

D.  Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
1.   Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa pada pertumbuhan fisik.
a.    Pertumbuhan sebelum lahir
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur satu bulan berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi dua setengah sentimeter (disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk bayi dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap. Masa ini berakhir setelah kelahiran.
b.   Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam tahun pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah.
2.   Perkembangan Intelektual
Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Perkembangan intelektual diawali dengan kemampuan mengenal dunia luar. Awalnya respon  terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.
Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan berikut ini.
a.    Masa sensorik motorik (0,0-2,5 tahun)
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.
b.   Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.
c.    Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal).
d.   Masa operasional (11,0-dewasa)
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang paling murah.

3.   Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat. Sedangkan menurut Guilford, bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau keterampilan.

4.   Sosial
Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya, berangsur- angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan akhirnya saling kenal mengenal saling membantu satu sama lain.

5.   Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang berguna untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa seseorang mulai ada dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya ungkapan-ungkapan sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan kecewa, senyum sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat pada masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring dengan bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi dengan orang lain.

6.   Sikap, nilai dan moral
Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai, moral, dan sikap tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena pada masa itu belum ada kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar. Seiring dengan perkembangan usia, mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar. Dalm hal ini khususnya orang tua yang memegang peranan penting dalam upaya penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak. Walaupun pada masa ini upaya ini masih berupa paksaan saja, dalam artian anak masih belum mengerti akan maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya dapat terbawa dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak.

Sumber :
Cahyono, Didik. 2013. Karakteristik dan Perbedaan Individu. (Online) Tersedia: https://areknerut.wordpress.com/2013/10/12/karakteristik-dan-perbedaan-individu/. Diakses 7 Desember 2015

Enikekawati. 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan, (Online) Tersedia: http://www.Perkembangan Peserta Didik.html, diakses 7 Desember 2015

Rosidi, Imron. 2009. Perbedaan Individual Dalam Pembelajaran Bahasa, (Online) Tersedia: (http://www.kajian-bahasa_15.html, diakses 7 Desember 2015

Hazhar Fachrial, Nur Fadli. 2010. Perbedaan Individual. (Online) Tersedia: (http://www. Perbedaan-Individual.html, diakses 7 Desember 2015

Yudi Prayudi, Yudi. 2007. Gaya Belajar Individu. (Online) Tersedia (http://www.Yusuf Yudi Prayudi.html, diakses 7 Desember 2015


Komentar